WELCOME... ^^

HAII... selamat datang di blog-blogan ulan.. (kenapa ulan bilang blog-blogan, coz ni kaya mainan,, cuma tulisan iseng n kadang sedikit curhat.. hhahahah...) tulisannya acak-acakan semaunya ulan,, n bahasanya campur-campur,, campur sunda juga,, hhihihi..... silahkaaannnn... kritik,, saran,, apapun lah mangga luapkann,,, ada yg mau curhat juga bolehh ^^ sekalian kenalan juga OK,, dunia tak selebar daun kelor,, ayooo bertemaann,, ^^

Cari Blog Ini

Rabu, 07 November 2012

Pendakian di Tanah Maluku ‘GAMALAMA’

Gamalama, Gunung yang terletak di Ternate, Maluku ini merupakan gunung api yang masih aktif.. Saat itu, saya beserta teman-teman Mahasiswa Arsitektur Indonesia berencana menapaki kaki kami di puncaknya. Malam hari sebelum keberangkatan, saya beserta 1 orang anak palembang, 4 orang anak Bandung, 1 orang anak makassar,  beberapa anak ternate dan juga sebagian anggota Mapala Unkhair melakukan brieffing untuk persiapan mendaki besok hari. Banyak yang disampaikan, karena mengingat gunung Gamalama saat itu sedang dalam keadaan Siaga,, ya, dalam keadaan siaga kami tetap nekad untuk tetap mendaki. Disamping status gunung, Gamalama juga masih kental dengan unsur mistis. Banyak sekali pantangan-pantangan ataupun aturan yang harus dilaksanakan. Seperti harus memakai baju berwarna putih saat di pos 3 menuju puncak, saat turun, tidak boleh memakai sesuatu berwarna merah, wanita yang sedang halangan di anjurkan untuk tidak mendaki, bagi orang yang baru pertama kali menapaki kakinya di gunung ini, harus memetik satu saja daun disana dan harus selalu di simpan selama berada di wilayah gunung. tidak boleh buang air kecil ataupun besar di tanah ini, makanya harus selalu sedia botol (kebayang gak kalo cewe gimana susahnya _ _” cowo sih gampang,, hhahaha,, #eh, dan masih banyak lagi pantangan-pantangan lainnya.
Esok harinya, kami bergegas untuk keberangkatan, pada pukul 06.00 WITA kami telah siap untuk berangkat, tetapi, ada kendala yang cukup serius yang menghambat keberangkatan kami. malam tadi turun hujan dipastikan jalur gunung sangat licin dan berbahaya. Pagi itu pun cuaca sangat mendung dan sedikit gerimis, panorama gunung yang kami lihat dari kejauhan sangat gelap dan tertutup awan hitam juga kabut yang sangat tebal. Banyak yang menyarankan untuk mengurungkan niat kami untuk mendakinya hari ini karena taruhannya nyawa. Akhirnya kami menunggu agak siang untuk berangkat berharap keadaan sudah cukup aman. Pada pukul 08.00 WITA akhirnya rombongan sepakat untuk melanjutkan, tetapi dengan kesepakatan, di saat keadaan tidak memungkinkan